Keluarga Besar Pemuka Gula Merah Bersatu

Jayalah Pegas...Majulah Pegas....Untuk Indonesia.

Silatuhami PeGaS ke Kampung Kawung di Ciamis

Posted By: Pegas||Berita

CIAMIS, pegas. or. id - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemuka Gula Merah Bersatu (PeGaS) mengunjungi Kampung Kawung di Dusun Karangcingkrang Desa Mekarmulya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada 3 September 2024.

Setelah hampir 2,5 jam menempuh perjalanan dari Tasikmalaya, rombongan Pegas tiba di Kampung Kawung di Dusun Karangcingkrang Desa Mekarmulya sekitar pukul 14.00 WIB dan disambung langsung oleh Peri Heryanto, S.Ip yang tak lain adalah tokoh pemuda sekaligus penggaga berdirinya Kampung Kawung.

Peri menuturkan, Desa Mekarmulya Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dikenal sebagai Kampung Kawung atau Kampung Aren. Sepanjang mata memandang di sepanjang jalan menuju desa ini akan disuguhi pemandangan pepohonan aren.

Dari dua dusun di desa ini, terdapat sambilan petani penyadap nira aren yang tergabung dalam suatu wadah kelompok tani yang bernama Taruna Mandiri. Dengan jumlah anggota penyadap termasuk pemasak berkisar 30 orang lebih. Mereka kompak mengolah nira menjadi gula aren baik gula aren cetak maupun gula aren pasir atau gula semut.

Berkat inovasi petani milenial yang dibina Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Desa Mekarmulya menjadi daerah penghasil gula aren terbesar di Kabupaten Ciamis.

“Kampung Kawung berawal dari pengamatan saya pribadi, ketika melihat produk gula aren di pasar, dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Ciamis, bisa dikatakan Desa Mekarmulya ini termasuk penghasil gula aren terbanyak di Kabupaten Ciamis. Setiap harinya itu, bisa menghasilkan produksi gula aren mulai dari 1 sampai dengan 3 kuintal. Itu berupa cetakan gandu, ataupun bentuk granul dan gula semut,” kata beber Peri.

Gula aren yang diproduksi Kampung Kawung memiliki aroma yang berbeda dan mampu bertahan lama. Kelebihan lainnya adalah kadar gulanya relatif kecil sehingga cocok dikonsumsi penderita diabetes. Tak heran, permintaan gula aren hasil inovasi Kampung Kawung banyak dipesan oleh berbagai kalangan hingga ke luar negeri, karena masuk kategori makanan organik tanpa menggunakan zat kimia.

“Untuk penjualan sampai saat ini, alhamdulillah kita masih bertahap pengembangan kemarin juga kita sudah mengirimkan pesanan ke Hongkong Singapura dan Amerika, cuma memang dengan kuantitas yang tidak banyak hanya sebatas pesanan. Cuma yang sistemnya beli itu kita sudah melakukan kerja sama business to business, business to government. Business to business, kita bekerjasama dengan kafe, kedai kopi dengan supermarket. Supermarket besar juga kita, alhamdulillah sudah berjalan beberapa tahun, termasuk merambah ke ritel, warung sembako termasuk ke grosir,” papar Peri.

Peri mengakui, proses pembuatan gula aren ini masih dilakukan secara tradisional, di mana setiap pagi, kelompok tani menyadap nira sembari ke ladang. Nira yang terkumpul pada sore hari kemudian dimasak hingga matang, diolah menjadi gula cetak dan gula semut.

Setelah mengikuti program Petani Milenial pada tahun 2022, kata Peri, bersyukur Kampung Kawung mendapatkan bantuan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui Dinas Perkebunan berupa alat produksi.

“Alat produksi wajan termasuk mesin penyaringan yang termasuk dengan mesin pengeringnya seperti oven gitu, berikut dengan sabuk keselamatan kerja sabuk pengaman untuk menyadap nira. Alhamdulillah bantuan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sangat membantu,” ungkapnya.

Peri menyampaikan rasa terimakasih dan menyambut baik kunjungan pengurus Pegas. "Alhamdulillah, kami dipercaya oleh beberapa daerah untuk menjadi tempat kunjungan studi banding guna berbagi pengalaman dalam usaha gula aren," ucapnya.

Dia menambahkan bahwa kepercayaan ini menjadi motivasi bagi Kampung Kawung untuk terus mengembangkan praktik terbaik (best practice) dalam pengelolaan perkebunan aren. "Mudah-mudahan kampung kawung ini menjadi ikon baru di Kabupaten Ciamis dan bisa lebih berkembang lagi," jelas Peri.

Sementara Ketua Umum PeGaS, Mohammad Ridwan, menyampaikan pandangannya mengenai potensi besar di gula aren. Diakuinya, aren saat ini menjadi salah satu produk turunan yang tengah digemari.

Selain dikenal sebagai gula yang lebih sehat, gula aren juga memiliki nilai lebih dari segi pelestarian lingkungan, budidaya berkelanjutan, ekonomi lokal, hingga potensi wisata. Ridwan berharap, melalui kegiatan studi banding ini, para petani dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengelola perkebunan aren secara lebih produktif dan berkelanjutan.

"Dengan meningkatkan kemampuan para petani, kita berharap sektor perkebunan gula aren di Jawa Barat bisa semakin berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas," jelasnya.

Diketahui keberhasilan Kampung Kawung sebagai sentra gula aren tidak hanya membuat desa ini terkenal sebagai produsen, tetapi juga sebagai pusat edukasi dan pengembangan sektor perkebunan aren. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah di Kabupaten Ciamis memiliki potensi besar untuk menjadi model pengembangan ekonomi berbasis komoditas lokal yang berkelanjutan.

Kampung Kawung kini menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras dan manajemen yang baik, wilayah di Ciamis dapat berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang tidak hanya menguntungkan masyarakat setempat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain.

Warga setempat berharap agar Kampung Kawung terus menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan gula aren, sehingga dapat terus berkontribusi dalam memperkuat ekonomi lokal dan mempromosikan praktik pertanian yang berkelanjutan. AM